BERSABAR TANPA BATAS

  "SABAR ITU ADA BATASNYA". Kita sering mendengar ungkapan ini.  Ungkapan ini dilontarkan ketika seseorang  sudah merasa kehabisan stok kesabaran. Biasanya akibat rasa sakit yang tak henti-henti, atau ditimpa kesulitan yang terasa tiada berujung. 

Sejatinya sabar itu tidak memiliki batas, laksana samudera luas yang tak bertepi. Dalam setiap sisi kehidupan  kesabaran dibutuhkan. Karena pada hakikatnya, seperti disebutkan oleh Ibnu Qudamah al Maqdisi dalam Minhajul Qashidin,  hidup itu tidak bisa lepas dari dua jenis keadaan.

Pertama, keadaan yang sejalan dengan keinginan, seperti kesehatan, keselamatan, kekayaan, kedudukan, banyaknya keturunan dan follower, serta apa pun yang diinginkan dalam kehidupan.

Sabar dalam kondisi ini dibutuhkan sebagai bentuk kontrol atau pengendali diri, agar tidak memperturutkan hawa nafsu, bersikap berlebih-lebihan, angkuh, dan sewenang-wenang.

Akan tetapi, banyak orang tidak mampu bersabar menghadapi keadaan ini, sebagaimana diungkapkan oleh Abdurrahman bin Auf :

"Kami ditimpa kesempitan, maka kami bersabar. Namun, ketka kami diuji dengan kelapangan (rezeki), justru tidak mampu bersabar".

Kedua, keadaan yang berbeda dan tidak sejalan dengan keinginan. Hal ini memiliki tiga macam pembagian : 

1. Berhubungan dengan ketaatan. Kita harus memupuk kesabaran dalam melaksanakan ketaatan, karena tabiat jiwa manusia itu enggan untuk beribadah. 

Ada ibadah yang tidak disukai  karena rasa malas, seperti untuk melaksanakan salat. 

Ada ibadah yang tidak disukai karena sifat kikir, seperti zakat.

Ada juga ibadah yang tidak disukai karena gabungan antara malas dan sifat kikir, seperti ibadah haji.

2. Sabar dalam menghindari kemaksiatan. Tidak seperti malaikat, manusia merupakan makhluk yang dibekali syahwat. Alhasil, dalam dirinya selalu terdapat dorongan untuk berbuat maksiat. Tentunya dibutuhkan kesabaran untuk menekan jiwa agar tidak memperturuti syahwat sehingga terjerumus pada maksiat.

3. Sabar menghadapi sesuatu yang diluar kehendak dan pilihan, seperti kematian orang tercinta, musnahnya harta benda, mata tiba- tiba buta, dan cobaan lainnya.

Sabar dalam menghadapi kondisi ini merupakan sabar dengan kedudukan paling tinggi. Mengapa ? Karena sandarannya adalah keyakinan. Keyakinan bahwa tidaklah Allah menimpakan musibah melainkan karena menghendaki kebaikan bagi dirinya.

Keyakinan inilah yang melahirkan kesabaran tanpa batas saat menghadapi berbagai ujian. Jejak hidup para nabi tampaknya  dapat dijadikan sebagai referensi untuk memupuk kesabaran,  agar tiada mengenal batas.



Komentar

  1. Tetapi sabar tak semudah yang di ucapkan ka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang benar ka, makanya kita harus terus belajar. Untuk belajar sabar dibutuhkan ilmu. Mudah2an tulisan ini menjadi secuil ilmu yang bisa menjadi bekal untuk belajar.

      Hapus
  2. kata sabar selalu mudah diucapkan tapi terkadang sulit dilakukan, semoga kita selalu diberikan hati yang lapang untuk senantiasa bersabar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, mudah2an kita digolongkan orang-orang yang sabar

      Hapus
  3. Butuh kelapangan hati dan latihan tak berkesudahan untuk dapat menjadi pribadi yang sabar.
    Berlatih untuk menjadi sabar, tentulah butuh kesabaran. Pertanyaannya sekarang, apakah kita cukup sabar untuk terus belajar dan berupaya menjadi orang sabar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul ka, kebaikan apapun tidak akan lepas dari proses latihan dan belajar, dan tidak lupa doa. Memohon kepada dzat yang telah menurunkan berbagai ujian agar memberi kita kesabaran dalam menghadapinya.

      Hapus
  4. Kita begitu mudah menasihati orang lain untuk bersabar, tetapi ketika cobaan menimpa diri sendiri kita tidak pandai untuk mempraktekannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tulisan ini mudah2an menjadi bagian ikhtiar untuk bisa belajar mempraktekan sabar ketika cobaan datang

      Hapus
  5. Katanya, manusia yang sabar adalah pemenang sejati

    BalasHapus
  6. Sering kali manusia saat ditimpa musibah marah/kesal dulu setelah itu baru sadar kalo dapat musibah disuruh sabar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin itu manusiawi ya ka. Mudah2an dengan proses latihan dan belajar, kita bisa segera sadar untuk sabar saat ujian datang

      Hapus
  7. MashaAllah menyentuh hati bgt tulisannya. Makasih ya kak sudah diingatkan

    BalasHapus
  8. Saya jadi teringat kata bijak dari Gus Dur yang mengenai sabar, yakni sabar itu enggak ada batasnya. kalo ada batasnya, berarti bukan sabar. semoga kita tetap mengingat sabar sebagai ikhtiar menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Aamiin.

    BalasHapus
  9. Bener banget, meski sering bilang gak bisa sabar ujung-ujungnya juga sabar juga meski dengan ngomel dulu, kayak lega aja baru itu sabar lagi

    BalasHapus
  10. Menjadi orang sabar itu cukup sulit ya, banyak rintangan yang harus dihadapi. Apalagi ketika harus sabar menghadapi keadaan, banyak ujian yang terus berdatangan.

    BalasHapus
  11. Sabar itu sesuatu. Innallaha maashshabiriin. Memang butuh waktu untuk tetap melapangkan dada dalam setiap keadaan karena setiap episode memiliki cobaan tersendiri yang harus dihadapi

    BalasHapus
  12. Bersabar memang adalah sikap yang hanya dimiliki oleh orang yang punya kelapangan hati yang luas dan tidak semua orang bisa seperti itu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

AMBISI HARTA BERBUAH SURGA

TETAP BERKARYA DI MASA TUA