JANGAN LUPAKAN JASA ORANG-ORANG LEMAH

 

By Pixabay


MANUSIA telah diciptakan berpasangan, laki-laki dan perempuan. Lalu dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Berbeda-beda budaya dan bahasa. Berbeda-beda kondisi dan kemampuan. Tujuannya untuk saling mengenal, saling melengkapi, lalu berkembang menjadi ta'awun (saling menolong). Bukan untuk saling merendahkan, membanggakan diri apalagi saling mengeksploitasi.


Manusia itu diciptakan untuk saling menolong. Yang namanya saling, pasti terjadi interaksi dan timbal balik antara dua arah, bukan hanya dari satu arah. Ini menunjukkan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Itulah sebabnya mengapa  manusia disebut sebagai makhluk sosial.


Jangan berpikir bahwa hanya orang lemah yang membutuhkan pertolongan orang kuat. Sejatinya orang kuat pun tidak bisa lepas dari bantuan orang-orang lemah. Sederhana saja contohnya, ketika orang yang dipandang kuat merasakan gatal  pada bagian tubuh yang sulit dijangkau oleh tangan, bukankah kepada orang lain yang boleh jadi dianggap lemah, akan meminta bantuan ?


Orang kaya, bisa mengumpulkan pundi-pundi  kekayaannya karena adanya cucuran keringat orang-orang lemah.  Begitupun Bos perusahaan meraih keuntungan besar berkat kerja keras kaum buruh yang lemah. Sebesar apa pun modal yang dimiliki pemilik modal, usahanya tidak akan berjalan jika tidak ada bantuan orang-orang kecil yang mau bekerja. 


Orang-orang yang hidup di kota dengan segala fasilitas kehidupan yang serba mudah dan mewah, tetap tidak bisa melepas ketergantungannya kepada orang-orang desa. Ketika butuh makanan, sekalipun diolah dengan cara modern, sumber awalnya adalah dari desa yang dihasilkan melalui tangan-tangan petani yang lemah.


Pernah memikirkan gedung-gedung pencakar langit atau rumah-rumah mewah milik orang-orang berada,  bagaimana bisa berdiri ? Tentu tidak sim salabim, tapi melalui proses pengerjaan yang panjang, yang kalau diurut dari awal hingga akhir, akan ditemukan bahwa peran orang-orang lemah di dalamnya begitu besar.


Seorang pejabat dengan pakaian perlente mengendarai mobil mewah. Andaikan mobilnya bermasalah, ia tidak akan meminta bantuan atasannya. Dapat dipastikan yang akan dihubunginya adalah tenaga bengkel yang bukan seorang pejabat.


Begitu banyak sebenarnya fakta-fakta yang membawa kita pada kesimpulan, bahwa orang-orang kuat dan berada sangat besar ketergantungannya kepada orang-orang lemah. 


Sungguh benar apa yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sabdanya :


"Carikan orang-orang lemah untukku, sesungguhnya kalian diberi rezeki dan diberi kemenangan karena orang-orang lemah kalian". (HR. Abu Dawud).


Dalam redaksi al Bukhari disebutkan, "Kalian hanyalah mendapat pertolongan dan rezeki dengan sebab adanya orang-orang lemah dari kalangan kalian".


Bukan hanya tenaga yang dibutuhkan dari orang-orang lemah, namun juga doa-doa mereka. Karena doa-doa mereka lebih ikhlas dan khusyu sehingga lebih mudah untuk diijabah. 


Begitu besarnya jasa orang-orang lemah dalam kehidupan, maka tidak sepantasnya orang-orang yang diberi kelebihan bersikap angkuh dan merendahkan mereka. Tapi semestinya memperhatikan dan menyayangi mereka. Sebagaimana yang pernah diwasiatkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada Abu Dzar al Ghifari :


"Kekasihku (Rasulullah) shallallahu alaihi wasallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal ; (1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka...". (HR.Ahmad).


Sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang kepada orang-orang lemah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan tuntunan kepada umatnya untuk membantu melepaskan kesulitan mereka, di antaranya dalam bentuk sedekah dan zakat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BERSABAR TANPA BATAS

AMBISI HARTA BERBUAH SURGA

TETAP BERKARYA DI MASA TUA