MENGEJAR BAHAGIA

 BAHAGIA. Makhluk apakah dia ?  Setiap orang ingin memilikinya dan berlomba mengejarnya dengan menempuh berbagai cara. 

Ada yang mencari bahagia di balik tumpukkan harta dan glamournya dunia.  Rela bekerja banting tulang dari pagi hingga malam demi mengumpulkan pundi-pundi kekayaan. Tidak sedikit yang berani menghalalkan segala cara, tidak memedulikan  nilai-nilai agama.  Mendhalimi sesama, mengambil uang negara,  bahkan  menjual  kehormatan.

Ada yang mengejar bahagia di atas ketinggian  tahta dan popularitas. Dengan semakin tinggi jabatan, semakin nama terkenal disangkanya akan membuatnya semakin bahagia.

Sebagian lagi mencoba menemukan  bahagia di tempat-tempat wisata.  Menikmati pemandangan indah, mendengarkan deburan ombak, bermain di atas hamparan pasir. Tak sayang merogoh kocek dalam- dalam  agar bahagia ditemukan.

Bagaimana faktanya ?

Jika uang menjadi jaminan kebahagiaan, tidak akan ada deretan miliarder yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, seperti pernah diberitakan Liputan 6.com (24 Juli 2017)  melansir Forbes (24/7/2017).  Sebut diantaranya, Scot Young, seorang miliarder asal Rusia yang didapati meninggal tertusuk besi, setelah loncat terjatuh dari lantai empat Penthouse miliknya.

Berikutnya ada Adolf Merckle, dia pernah  menyandang gelar orang terkaya di Jerman , ditemukan membunuh dirinya sendiri dengan menabrakkan badannya ke kereta api.

Berita terbaru, melansir ocezone.com  (Sabtu, 25 Februari 2023), seorang  miliarder super kaya asal Amerika, Serikat (AS) Thomas H Lee,   yang memiliki kekayaan Rp 30 Triliun,  diduga meninggal dunia akibat bunuh diri.

Ternyata, punya banyak harta bukan jaminan hidup bahagia.

Begitu pula dengan tingginya jabatan, tidak menjadi jaminan  seseorang meraih kebahagiaan. Jika kita  melakukan penelusuran di Wikipedia,  akan ditemukan  daftar pejabat negara dan pemerintahan yang mengakhiri hidupnya secara tragis. Memilih mati dengan bunuh diri.

Ada  Alan Garcia Perez, kepala negara Peru tahun 2019, Roh Moo Hyun, kepala negara Korea Selatan tahun 2009,  Milan Babic, kepala negara Karjina Serbia, dan yang lainnya.

Di Indonesia, berita terbaru menyebutkan, seorang pejabat kementrian PUPR Aceh tewas karena gantung diri. (Detik.com, Rabu, 03 Mei 2023).

Popularitas pun demikian. Tidak dapat dipastikan orang yang terkenal itu merasakan  kebahagiaan. Pernah mengenal Tunisha Sarma ? Artis muda dari India yang digadang-gadang menjadi artis top di industri  Film Boliwood, mengejutkan publik dan penggemarnya karena ditemukan  tewas di tempat syuting, diduga karena gantung diri.

Caranya meninggal dunia cukup menjadi  bukti ternyata  keterkenalan tidak dapat dijadikan garansi mereguk kebahagiaan.

Berwisata mungkin bisa memberikan kebahagiaan. Namun bagi sebagian orang mungkin hanya sesaat. Di tempat wisata merasakan kebahagiaan, ketika kembali, keruwetan pikiran kembali menghantui.

Dimana bahagia itu ada ?

Ternyata bahagia itu ada di balik hati.  Hati yang senantiasa ridha menerima ketetapan takdir Ilahi.  Hati yang dipenuhi rasa syukur atas  sekecil apapun karunia yang diberikan -Nya. Hati yang tidak pernah rakus dan ambisius. Hati yang  tidak dibalut  dengan gelisah dan keluh kesah. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BERSABAR TANPA BATAS

AMBISI HARTA BERBUAH SURGA

TETAP BERKARYA DI MASA TUA