PENTINGNYA KETELADANAN

 DALAM sejarah Islam, tepatnya pada tahun ke 6 Hijriyah,  pernah terjadi suatu kesepakan antara  orang-orang Quraisy bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan kaum muslimin. Kesepakatan ini dikenal dengan nama perjanjian Hudaibiyah. 


Sebagian kaum muslimin merasa kecewa terhadap hasil  kesepakatan tersebut. Betapa tidak, dalam pandangan mereka beberapa poin kesepakatan tersebut lebih menguntungkan musuh, tidak berpihak kepada mereka.  Salah satu poin yang dianggap tidak adil adalah, "Siapa pun orang Quraisy yang mendatangi Muhammad tanpa izin walinya (melarikan diri), maka dia harus dikembalikan kepada pihak Quraisy. Siapa pun dari pihak Muhammad yang mendatangi Quraisy (melarikan diri darinya), maka dia tidak boleh dikembalikan kepadanya".


Kekecewaan tersebut berbuntut pada keengganan mereka untuk melaksanakan perintah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Setelah usai penulisan isi perjanjian, beliau menyuruh para sahabat untuk bangkit dan menyembelih hewan korban. Sampai tiga kali beliau menyampaikan perintah tersebut. Namun, tak seorang pun di antara kaum muslimin yang bangkit. Beliau akhirnya masuk ke rumah isterinya, Ummu Salamah, lalu menceritakan apa yang terjadi. 


Ummu Salamah lantas menyarankan,  agar beliau keluar tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada seseorang hingga menyembelih unta dan meminta seorang pencukur untuk mencukur rambut beliau. Saat para sahabat menyaksikan apa yang dilakukan oleh Rasulullah., segeralah mereka bangkit demi menunaikan perintah beliau. 


Peristiwa tersebut memberikan pelajaran, pemberian contoh ternyata lebih mudah  dituruti daripada sekedar perintah dengan kata-kata. Keteladanan terbukti  lebih berhasil memberikan pengaruh daripada nasehat semata. 


Ketika seorang pemimpin ingin ditaati oleh bawahannya, maka terlebih dahulu harus memberikan keteladanan.  Bagaimanapun kerasnya upaya dilakukan agar bawahan  tunduk pada aturan, tanpa adanya keteladanan dari pemimpin, akan sulit untuk diwujudkan. 


Bagaimana bawahan mau hidup sederhana atau mencintai produk dalam negeri misalnya,  jika pemimpinnya sendiri selalu pamer kemewahan. Mulai dari rumah, isi rumah, kendaraan hingga pakaian. Mereka bilang, "Cintailah produk dalam negri", namun mereka sendiri memperlihatkan barang-barang dengan  brand luar negri.


Begitupun dalam mendidik anak, baik di sekolah maupun di rumah, penting bagi guru  dan orang tua untuk memperlihatkan keteladanan.  Guru dan orang tua merupakan tempat identifiaksi bagi anak.  Apa yang mereka lakukan akan ditiru oleh anak, baik maupun buruk. 


Jika guru menginginkan anak didiknya disiplin, datang tepat waktu, selalu membuang sampah pada  tempatnya, maka guru harus menjadi orang  pertama yang melakukannya. Karena sesuai dengan namanya, guru itu digugu dan ditiru.  Jika orang tua menghendaki anaknya rajin salat, berkata sopan, berikan contoh terlebih dahulu kepada anak.


Mengutip pernyataan  Dr. Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Pendidikan Anak dalam Islam, "Adalah sesuatu yang sangat mudah bagi pendidik, mengajari anak dengan berbagai materi pendidikan. Akan tetapi adalah sesuatu yang teramat sulit bagi anak untuk melaksanakannya ketika ia melihat orang yang memberikan pengetahuan dan bimbingan kepadanya tidak mengamalkannya."


Keteladanan para pemuka agama pun sangat dinantikan oleh umat. Nasehat yang disampaikan disertai dengan keteladanan akan lebih mengena di hati mereka. Akan lebih besar penerimaan mereka terhadap nasehat yang disampaikan setelah terlebih dahulu menyaksikan penyampainya  mengamalkan. 


Hanya pandai berkata- kata tanpa aksi nyata, merupakan perbuatan  yang sangat dibenci  oleh Allah subhanahu wata'ala.


"(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan". (QS. Ash Shaf : 3).


Di akhirat, orang seperti itu mendapat ancaman yang sangat mengerikan.


"Ada seseorang yang didatangkan pada hari kiamat lantas ia dilemparkan ke dalam neraka. Usus-ususnya pun terburai di dalam neraka. Lalu dia berputar-putar seperti keledai berputar mengelilingi penggilingannya. Penghuni neraka berkumpul di sekelilingnya lalu bertanya, "Wahai Fulan, ada apa denganmu ? Bukankah kamu dahulu yang memerintahkan kami pada kebaikan  dan melarang kami dari kemungkaran ?" Dia menjawab, "Memang betul aku dulu memerintahkan kalian pada kebaikan, tetapi aku sendiri tidak mengerjakannya. Dan aku dulu melarang kalian dari kemungkaran, tapi aku sendiri mengerjakannya". (HR. Al Bukhari dan Muslim). 


Semoga Allah subhanahu wata'ala mengaruniakan taufiknya kepada kita agar tidak menjadi penganut NATO (No Action Talk Only). Wallahu a'lam

Komentar

  1. Semoga kita semua terhindar dari ketidakbisaan melakukan apa-apa yang justru kita serukan.

    Semoga kita semua tidak termasuk ke dalam golongan orang yang hanya mampu berucap, tetapi tidak cakap berbuat juga bertindak.

    BalasHapus
  2. Saya ingat ayat yang berbunyi,يا أيها الذين امنوا لما تقولون مالا تفعلون كبر مقتا عند الله أن تقولوا مالا تفعلون، saya lupa surat apa dan ayat berapa, ayat ini mengingatkan kita agar jangan mengatakan apa yang tidak kita lakukan, karena termasuk dosa besar.

    BalasHapus
  3. Semoga kita terhindar dari perbuatan menyeru orang lain untuk bertindak, tetapi kita sendiri menjadi orang-orang yang enggan peduli dengan apa yang keluar dari lisan.

    BalasHapus
  4. Reminder bgt utk lbh berhati2 dlm berucap dan bersikap, krn smwnya berpotensi utk ditiru

    BalasHapus
  5. Bener banget kalau udah capek ngomel ke anak-anak gak didengerin, cukup diam menyendiri, tak lama mereka datang memanggil dan mengatakan maaf, pelukan dan ciuman seketika melebur amarah

    BalasHapus
  6. Pengingat yang baik bagi diri-diri kita. Bismillaah

    BalasHapus
  7. Sepakat sama kata-katanya "Ketika seorang pemimpin ingin ditaati oleh bawahannya, maka terlebih dahulu harus memberikan keteladanan"

    BalasHapus
  8. Menjadi pengingat untuk selalu menjaga tutur dan perbuatan

    BalasHapus
  9. Keteladanan merupakan sifat yang harus diikuti, merupakan perilaku yang baik dari seseorang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BERSABAR TANPA BATAS

AMBISI HARTA BERBUAH SURGA

TETAP BERKARYA DI MASA TUA