SEBAGAIMANA MENCINTAI DIRI SENDIRI

 

                              By Pngtree



SESAMA muslim itu merupakan saudara. Bukan saudara senasab, namun saudara seagama.  Terhadap sesama saudara harus saling  mencintai.  Belum sempurna iman seseorang ketika belum mencintai saudaranya sesama muslim. Bahkan menjadi tanda kesempurnaan iman seseorang ketika ia mencintai  saudaranya seperti mencintai   dirinya sendiri.

"Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk surga sebelum beriman dan tidaklah beriman sebelum saling mencintai". (HR. Muslim).

"Tidaklah salah seorang dari kalian beriman (secara sempurna) hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai  dirinya sendiri". (HR. AL Bukhari dan Muslim).

Hubungan sesama muslim dalam hal saling mencintai digambarkan laksana satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh itu menderita sakit, maka penderitaan itu akan dirasakan  oleh seluruh tubuh.

Dalam riwayat lain diumpamakan seperti sebuah bangunan. Satu sama lain saling melengkapi dan menguatkan. Tidak mungkin ada atap kalau tidak ada dinding. Tidak akan ada dinding ketika tidak  dibangun pondasi. Pondasi menguatkan dinding, dinding menyangga atap.

Oleh karena itu, ketika ada sesama muslim sedang berselisih, hendaklah diishlahkan. Bukan malah dikompori sehingga pertengkaran semakin membara.

Selanjutnya, merujuk pada al Quran surat al Hujurat ayat 11, sesama muslim itu tidak boleh saling merendahkan dan  mengolok-olok, saling nencela satu sama lain, serta tidak boleh memberikan gelaran-gelaran buruk.

Etika lain yang harus dijaga dalam berhubungan dengan sesama saudara, dijelaskan dalam ayat berikutnya. Tidak boleh berburuk sangka dan saling menceritakan keburukan (ghibah). Seorang muslim  yang menceritakan keburukan saudaranya tak ubahnya seperti memakan dagingnya dalam keadaan mati (bangkai).

Semestinya sesama muslim itu saling menolong dan meringankan beban penderitaan, saling menutupi aib, serta saling memudahkan.  Ketika seorang muslim berbuat demikian kepada orang lain, hakikatnya ia telah melakukannya untuk diri sendiri.

"Barangsiapa menghilangkan dari seorang mukmin satu kesusahan  di antara kesusahan-kesusahan dunia, Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan pada hari kiamat.  Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang punya utang, Allah akan memudahkan urusan-urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim di dunia, Allah akan  menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong hambanya selama hamba itu menolong saudaranya". (HR. Muslim).

Kepedulian kepada saudara sesama muslim bisa diwujudkan dalam banyak bentuk, materi bagi yang memilikinya, ilmu, tenaga, pikiran, bahkan waktu luang sekedar untuk mendengarkan curhatan.

Kepedulian itu juga bisa dalam bentuk doa. Mendoakan kebaikan bagi sesama muslim. Ketika kita tidak mampu  meringankan bebannya melalui materi  atau tenaga, bantulah dengan mendoakannnya  agar ia  menemukan jalan keluar terbaik dari kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Apabila kita mendoakan kebaikan bagi orang lain,  maka kita pun akan mendapatkan kebaikan yang sama.

Doa bagi sesama yang paling utama adalah dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakan. Kemungkinan untuk diijabahnya sangat besar karena keikhlasan saat mendoakannya lebih terjaga juga akan diaminkan oleh malaikat.

"Doa seorang muslim bagi saudaranya tanpa sepengetahuannya adalah mustajab (akan dikabulkan). Di kepalanya ada malaikat yang ditugaskan. Setiap ia mendoakan kebaikan bagi saudaranya, malaikat itu akan mengatakan, "Aamiin (ya Allah kabulkanlah) dan bagimu juga seperti itu". (JR. Muslim).

Hadis ini menunjukkan bahwa sesama muslim itu harus saling menyayangi, menjalin  hubungan  yang baik melalui doa sekalipun dipisahkan oleh jarak yang jauh.

Berlandaskan pada hadis di atas, sebagian ulama salaf apabila ingin berdoa kebaikan untuk dirinya, ia akan mendoakan saudaranya sesama muslim  dengan doa  tersebut. Tiada lain agar malaikat mendoakannya dengan doa yang sama sehingga lebih menolong terijabahnya doa tersebut.

Maka, sebagaimana kita menginginkan kebaikan bagi diri kita, berikanlah kebaikan-kebaikan kepada sesama saudara, sebagai tanda kita mencintai mereka sebagaimana mencintai diri sendiri.

Wallahu a'lam






Komentar

Postingan populer dari blog ini

BERSABAR TANPA BATAS

AMBISI HARTA BERBUAH SURGA

TETAP BERKARYA DI MASA TUA