SEBELUM MATAHARI TERBIT DARI BARAT
DALAM sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim dikisahkan bahwa ada seorang laki-laki yang telah membunuh 99 orang. Ia ingin bertaubat lalu mendatangi seorang rahib dan mengutarakan keinginannya. Namun, sang rahib memberikan jawaban yang memutuskan harapannya, bahwa taubatnya tidak akan diterima. Dibunuhlah rahib tersebut hingga genaplah korban pembubuhannya 100 orang. Keinginannya untuk bertaubat tidak lantas surut, ia pun mendatangi seorang alim, lalu menyampaikan keinginannya. Orang alim itu sangat bijak. Jawabannya membuat si pembunuh besar harapan. Taubatnya akan diterima, tapi dengan syarat, ia harus meninggalkan kampung halamannya yang buruk, berpindah ke tempat yang kondusif untuk pertaubatannya, karena penduduknya menyembah Allah subhanahu wata'ala. Singkat cerita, ia pun berangkat. Akan tetapi di tengah perjalanan ajalnya tiba. Terjadilah perebutan antara malaikat rahmat dan malaikat adzab. Malaikat rahmat mengklaim lebih berhak membawanya karena lelaki tersebut telah bertaubat dengan sepenuh hatinya. Malaikat adzab keukeuh ingin membawanya karena menurutnya dia belum berbuat kebaikan sedikit pun. Setelah diukur jarak yang ditempuh, ternyata lebih dekat ke kampung baik yang akan ditujunya, akhirnya ia dibawa malaikat rahmat.
Hadis ini ingin menyampaikan bahwa Allah subhanahu wata'ala Maha Pengampun dan Maha Penerima taubat. Ketika ada orang yang berlumuran dosa lalu ingin kembali dan memperbaiki diri, pintu taubatnya dibuka lebar-lebar. Sebesar apa pun dosa yang dibawanya, Allah pasti mengampuninya.
Sumber gambar :Liputan 6.comAnas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Allah ta'ala berfirman :
"Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap pada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula" . (HR. At Tirmidzi).
Allah subhanahu wata'ala akan sangat gembira menerima taubat hamba-hamba-Nya, bahkan sebagaimana disebutkan dalam hadis Muslim, kegembiraannya dilustrasikan melebihi seorang pengembara yang kehilangan unta dan perbekalannya di tengah padang sahara. Dicari ke sana ke mari tidak ditemukannya, hingga membuatnya putus asa. Kemudian ia pun berbaring di bawah sebuah pohon. Dalam kondisi seperti itu, tiba-tiba untanya berdiri di sebelahnya. Seketika dia memegang tali kekangnya, dan karena begitu senangnya, dia tidak bisa mengontrol kata-katanya, "Ya Allah Engkau hambaku dan aku Tuhan -Mu".
Tidak ada kata terlambat untuk taubat. Siang malam Allah akan senantiasa membentangkan kedua tangan-Nya untuk menerima taubat setiap hamba-Nya yang mau bertaubat. Selama ruhnnya belum sampai tenggorokan (sekarat) atau sebelum matahari terbit dari barat.
"Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada waktu malam untuk mengampuni orang yang telah melakukan kesalahan pada waktu siang. Dan Dia membentangkan tangan-Nya pada waktu siang untuk mengampuni orang yang telah melakukan kesalahan pada waktu malam, hingga matahari terbit dari barat". (HR. Muslim).
Ketika ruh sudah sampai tenggorokan, tidak ada lagi kesempatan untuk bertaubat. Pintu taubat ditutup rapat-rapat. Seperti yang pernah dilakukan oleh Firaun, sosok yang tidak beriman kepada Allah, bahkan mendeklarasikan dirinya sebagai Tuhan, dan tidak mau mengakui kerasulan Musa alaihis salam. Pada saat Allah menengelamkannya di tengah laut merah, baru ia tersadar pentingnya keimanan, maka ia pun mengucapkan, "Aku beriman bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang diimani oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang muslim". (QS. Yunus : 90).
Namun keimanan dan taubatnya tidak lagi bermanfaat baginya, karena dilakukan pada saat Allah menjemput ajalnya.
Setiap anak Adam tidak lepas dari dosa, namun sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah yang segera bertaubat.
Komentar
Posting Komentar