STOP MEMINTA-MINTA

                                Pixabay


AKTIVITAS meminta-minta atau mengemis merupakan pemandangan yang sering  dujumpai di tengah masyarakat kita. Dalam melakukan aksi tersebut ada yang nemilih pasar-pasar sebagai tempat operasi, ada juga yang lebih memilih pinggir jalan raya, yang lain berpindah-pindah dari satu bus ke bus yang lain. Bahkan ada juga yang berkeliling ke kampung-kampung.


Memasuki bulan Ramadhan aktivitas mengemis seperti merajalela. Tempat-tempat yang awalnya  bebas dari aktivitas tersebut, dijadikan lahan bisnis oleh mereka. Mereka tampaknya  nemanfaatkan kedermawanan orang-orang yang tengah mengejar keutamaan  bulan suci tersebut melalui banyak bersedekah.


Belakangan ini muncul tren gaya baru yang digunakan untuk mengemis. Mereka  memanfaatkan platform media sosial untuk meminta-minta, salah satunya aplikasi Tik Tok.  Cara yang dilakukan sangat ekstrem, mulai dari berendam air hingga mandi lumpur.


Fenomena mengemis online dengan cara-cara tersebut tidak hanya dilakukan satu orang, tapi oleh sejumlah orang,  termasuk orang tua atau lansia.


Maraknya aksi mengemis online apalagi yang dieksploitasi klaster lansia cukup mendapat perhatian banyak pihak, salah satunya menteri sosial. Tri Rismaharini selaku menteri sosial bertindak cepat dengan mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada pemerintah daerah untuk melarang mengeksploitasi  warga lanjut usia (lansia).


Alasan orang-orang  tertarik untuk meminta-minta,  baik yang dilakukan secara ofline maupun anline, cukup masuk akal.  Cuan yang dihasilkan sangat menggiurkan. Mereka bisa mendapatkan penghasilan dengan cepat tanpa harus berlelah-lelah.


Untuk pengemis  daring, melansir Liputan 6.com  (23 Januari 2023),  kreator konten mengemis online bisa meraup Rp 300 ribu hingga Rp 700 ribu setiap harinya.


Pengemis offline pun tidak kalah.  Melansir Kompas.com (5 Juni 2022), sosok pengemis kaya di Gorontalo, punya  Rp 490 juta dari hasil meminta-minta.


Stop Meminta-minta


Meminta-minta merupakan perbuatan tercela dan merendahkan kehormatan diri. Islam mengajarkan prinsip "tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah". Tidak akan ada keberkahan dalam rezeki yang dihasilkan dari  meminta-minta, apalagi apabila orang memberinya dengan cara terpaksa.


"Demi Allah, tidak ada seorang pun yang meminta sesuatu kepadaku lalu aku memberinya, padahal aku terpaksa memberinya, niscaya tidak ada keberkahan pada apa yang aku berikan kepadanya". (HR. Muslim).


Ancaman bagi peminta-minta pun sangat keras. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

"Seseorang yang terbiasa meminta-minta nanti akan menemui Allah dan tidak ada sekerat daging pun di wajahnya".


Syaik al Utsaimin dalam syarah Riyadhush Shalihin menjelaskan, "Dia datang dan di wajahnya tidak ada sesuatu pun kecuali tulang yang bergerak-gerak di hadapan seluruh manusia pada hari kiamat".


Selanjutnya beliau  menjelaskan,  "Ini merupakan ancaman yang sangat keras yang menunjukkan  haramnya meminta-minta".


Lebih Mulia Makan dari Hasil Usaha Sendiri


"Seseorang mengambil tali lalu pergi ke gunung, kemudian kembali dengan seikat kayu di atas punggungnya, setelah itu dia menjualnya lalu Allah jaga kehormatannya, hal itu lebih baik daripada meminta kepada orang yang mungkin memberi atau menolaknya." (HR. Al Bukhari).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BERSABAR TANPA BATAS

AMBISI HARTA BERBUAH SURGA

TETAP BERKARYA DI MASA TUA