TIKUS YANG MALANG

 TIKO tikus merasa lapar. Perutnya keroncongan. Dari pagi memang ia belum  makan. Pergilah ia mencari makanan. Di tengah perjalanan, terlihat dari jauh sosok makhluk yang besar dengan sorot mata yang tajam. "Ah...jangan-jangan dia mau memangsaku". Segeralah Tiko berlari menyelamatkan diri.


Makhluk besar itu ternyata seekor kucing, yang juga sama sedang dilanda rasa lapar. Rupanya kucing mengetahui keberadaan Tiko. Melihat Tiko berlari, dengan sigap ia mengejarnya. Tiko semakin kencang berlari. "Jangan sampai ia berhasil mengejarku".

Tiko terus berlari sambil terengah-engah hingga sampailah ke semak-semak. Segera ia bersembunyi di dalamnya.


Kucing yang mengejarnya kehilangan jejak, hingga akhinya ia pun berhenti  dekat semak-semak, tepat dekat Tiko bersembunyi. Tengok kanan, tengok kiri, tak ditemukannya si Tiko. Dengan lemah lunglai akhirnya si kucing meninggalkan tempat itu. Misi pemburuannya pun gagal.


Setelah yakin si kucing pergi, Tiko pun keluar. "Selamat, selamat". Tiko melihat sekeliling, ups  dia berada di tepi hutan. Ternyata Tiko berlari cukup jauh.


Tiko melanjutkan perjalanan. Ia memasuki hutan dengan harapan akan menemukan makanan. Ia berjalan pelan. Tiba-tiba..."auumm".  Tiko gemetar ketakutan. "Suara apakah itu ?" Mencoba menenangkan diri dan waspada, Tiko terus melangkah.


"Auumm..." suara itu terdengar semakin dekat. Tiko semakin gemetar. "Aduh, aku  takut, aku harus menyelamatkan diri". Awalnya Tiko mau lari, namun badannya terasa lemas karena ia belum makan.  Akhirnya ia bersembunyi dalam sebuah lubang yang ada di bawah sebuah pohon di dekatnya.


Sambil bersembunyi, Tiko coba mengamati, penasaran makhluk apakah gerangan yang suaranya begitu menakutkan. "Bum...bum" terdengar suara langkah kakinya.  Mata Tiko menatap tajam keluar.  Sosok makhluk itu begitu besar. Lebih besar dari yang pertama kali ditemuinya. Tubuhnya belang-belang, ekornya panjang, kuku-kuku kakinya panjang dan tajam.


"Ehhh...untung aku segera bersembunyi,  kalau tidak, pasti aku akan dimangsa makhluk raksasa itu"., katanya dalam hati. Tiko bersyukur ia selamat.


Karena rasa lelah ditambah perut yang lapar, Tiko memilih untuk istirahat. Dibenahinya tempat sekelilingnya.  Terlihat beberapa semut merah merayap di pinggir lubang. Ia tidak memedulikannya. "Ah...binatang kecil ini, tidak akan membahayakan", pikirnya. Ia pun tidur dengan lelap.


"Aw...aw..."  Tiko berteriak kesakitan.  Tidurnya terganggu oleh rasa sakit yang mendera kakinya. Ternyata ada seekor semut tengah menggigit. Ia mencoba melepaskannya. Terlihat bekas gigitan itu memerah  dan membesar.  Rupanya semut itu mengeluarkan racun.


Rasa panas menjalar dari kaki hingga ke seluruh tubuh . Tiko terbaring sakit. Sakitnya semakin parah hingga akhirnya ia menemui ajalnya.


Pesan moral:  Jangan  meremehkan ancaman yang kecil karena boleh jadi bahaya yang ditimbulkannya justru lebih besar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BERSABAR TANPA BATAS

AMBISI HARTA BERBUAH SURGA

TETAP BERKARYA DI MASA TUA